Berawal dari kejadian hari ini mengenai sosmed. Saya tergugah
betapa banyaknya orang-orang yang menganggap penting dengan apa-apa yang
diutarakan oleh orang lain di sosmed. Sekali lagi di Sosmed. Alkisah, Sekelompok
orang merasa tersinggung dengan sekelompok orang lainnya yang mengutarakan
sesuatu di sosmednya (nah lho, pusing gak bacanya :p). Saya mendengar cerita
tersebut baik-baik dan berusaha mencerna apa yang terjadi dengan kelompok A
yang sedemikian pedulinya dengan sosmed dan apa yang dipikiran kelompok B yang
sedemikian isengnya. Saya tidak memberi komentar apapun, namun cukup jadi insight
bagi saya kejadian ini.
Hasilnya adalah saya jadi bolak balik melihat sosmed saya di masa
lampau. Scroll FB, Scroll Twitter dll dan cukup membuat tertawa, betapa reaktif sekali saya
saat itu. Ada kejadian apa distatusin, dijadiin tulisan. Ada yang traktir
buru-buru bikin status trus mention orangnya. How I Met Your Mother akan keluar
season baru buru-buru distatusin dan tag orang-orang yang suka juga, di reply
banyak orang dan jadi obrolan panjang serasa menjadi makhluk paling popular XD.
Dan itu tidak terjadi saat ini, saya masih aktif di sosmed, tapi cuma sebagai silent reader aja. Scroll, baca, dan sekedar menikmati. Kalaupun mau komen dan bahas paling saya bahas dengan Suami, itu pun bukan di sosmed.. Ah betapa manusia itu cepat berubah, even itu di dunia maya. XD
Dan itu tidak terjadi saat ini, saya masih aktif di sosmed, tapi cuma sebagai silent reader aja. Scroll, baca, dan sekedar menikmati. Kalaupun mau komen dan bahas paling saya bahas dengan Suami, itu pun bukan di sosmed.. Ah betapa manusia itu cepat berubah, even itu di dunia maya. XD
Kayaknya udah lama banget saya jadi pengguna sosmed. Tidak
bisa dipungkiri kalau sosmed sangat berpengaruh di kehidupan saya. Dari mulai
kepo sampai dapat ilmu baru. Fungsi sosmed ini berganti seiring dengan
berubahnya lingkungan saya, status dan bahkan hobi.
Ketika kuliah, gak mau dong dibilang ketinggalan, segala
macam sosmed dicoba. 1 kejadian bisa di update di semua sosmed. Popularitas di
FB diukur dari semakin banyak Tag Photo of You dan seringnya upload foto via
ponsel. Folder mobile upload seolah menunjukan bahwa ponselnya blackberry etc.
XD. Kemanapun pergi check in forsquare dan update juga di twitter, tidak lupa temen
perginya di mention, kalau reply via Retweet biar orang ngeliat chit chat saya dengan
teman-teman saya. Oh How long.. Its super Ridiculous! XD
Fungsi sosmed berubah ketika saya kerja, bertambah usia, punya hobi baru dan teman yang dekat sudah berpencar dengan kehidupan barunya juga. 70% sosmed
digunakan untuk mencari berita biar tetap kekinian dan 20% jadi ajang reuni dengan
teman dan sisanya untuk belanja dan jualan online. Cari inspirasi, cari hobi baru. Saya ikut kelas self healing karena banyak
belajar di sosmed. Ketemu guru Yoga saya yang sekarang karena sosmed. Gaya hidup
sekarang, kemampuan masak, pilihan buku, film, musik, restoran, destinasi
liburan semua tidak lepas dari sosmed, seolah-olah sosmed ini jadi penasihat saya.. Ingin makan serabi oncom, cek di sosmed. Mau beli buku baru, cek sosmed. Yang
menarik, setelah kerja interaksi dengan teman-teman di sosmed sudah sedemikian
jarangnya, sehingga ketika kami bertemu, tidak cukup untuk slumber party
semalam doang. Terlalu banyak cerita yang harus di update tak henti-henti XD.
Saat ini jenis sosmed semakin banyak, namun saya memilih yang
bisa mengakomodir kebutuhan saya saat ini saja. Kalau kebutuhannya masih seperti saat
kuliah dulu, tidak akan tanggung-tanggung saya instal Path, periscope dll and
make circle. Tapi dipikir-pikir kebutuhan saya sudah tidak disana. Rasanya sudah
kenyang di masa muda seperti itu Iya saya sudah tua Make a peer and
got popularity.
Lain lagi dengan suami saya. Lingkungannya saat ini ya 80%
Sosmed. Hwahaha.. Dia penganut Working from home. Semuanya virtual. Virtual
friends, virtual emotion tapi untungnya gak virtual money ya Beb (Eh entah ya,
jangan-jangan virtual money juga XD).
But anyway sosmed itu ranah pribadi sih buat saya dan ya
mungkin seharusnya seperti itu buat semua orang. Rata-rata orang menggunakan untuk mengakomodir kebutuhan emosionalnya. Begitupun saya. Namun, bijaklah. Masa sama sosmed aja harus baper? Update status buat siapa yang emosi siapa yang kesinggung siapa. Mau dibilang generasi baper? :p. Masih banyak kegiatan lain yang perlu diperhatikan lebih dibanding sibuk menebak-nebak status orang itu buat siapa dan tersinggung. Duh rugi amat. Ingin sekali rasanya bilang “primitif
banget kalau masih ada yang baper karena sosmed”. Tapi kan, hidup itu pilihan.
Tsahhh.. Jadi ya silakan dipilih. But, Look! Ibaratnya orang udah sibuk belajar financial
planning, investasi, bikin gojek (popular kan?) dan hal berguna lainnya, lo
masih aja berantemin pilihan presiden. -End-
-Irna-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar